Dopamine bisa menumbuhkan perasaan bahagia atau puas dari aktivitas atau stimulus ketika artis atau kreator, menyelesaikan karya, mendapat pujian, atau apresiasi. Namun di era media sosial ini artist bisa mengalami “Dopamine Rush” atau lonjakan dopamine yang justru bisa memberi pengaruh yang tidak baik, apa saja?:
Media sosial sering kali memberi akses cepat ke validasi eksternal, yang bisa meningkatkan lonjakan dopamin. Banyak artis membatasi penggunaan media sosial atau bahkan melakukan “detoks” digital untuk mengurangi ketergantungan pada apresiasi eksternal.
2. Prioritaskan Proses daripada Hasil
Dopamine rush sering kali terkait dengan antusiasme berlebihan pada hasil akhir daripada prosesnya. Fokus pada langkah-langkah kecil dalam berkarya: mulai dari sketsa dasar, mengerjakan warna dasar, atau menyelesaikan detail secara bertahap. Gunakan pendekatan habit stacking untuk menjadikan proses kreatif bagian dari rutinitas sehari-hari.
3. Kelola Ekspektasi
Artist sering merasa lonjakan energi di awal proyek, tetapi antusiasme ini bisa cepat hilang saat menghadapi tantangan teknis. Pecah proyek menjadi tugas-tugas kecil yang terukur dari penyusunan moodboard, sketsa kasar hingga rendering detail. Dengan pendekatan bertahap, kita bisa menjaga motivasi jangka panjang.
4. Hindari Overstimulasi
Lonjakan dopamin bisa membuat kewalahan jika terlalu banyak ide atau inspirasi. Kurangi paparan visual berlebihan dari media sosial atau referensi. Tetapkan waktu khusus untuk mencari inspirasi, lalu matikan gadget saat berkarya. Cobalah bekerja dalam lingkungan yang minim distraksi, seperti studio yang rapi.
5. Bangun Kebiasaan Kreatif yang Konsisten
Konsistensi lebih penting daripada semangat sesaat. Tetapkan jadwal harian rutin untuk menggambar. Berkarya meski tidak “terinspirasi,” karena disiplin akan membantu mengatasi siklus dopamine rush yang naik-turun. Gunakan habit tracker untuk memantau kemajuan harian.
6. Hindari Multi-tasking
Dopamine rush sering muncul karena otak tergoda oleh banyak ide sekaligus. Fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Jika ide baru muncul, catat di buku sketsa atau jurnal tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan utama.
Nah di era media sosial dan banjir dopamine ini, sebagai artist kita harus bisa mengelola dengan baik asupan dopamine agar artist tetap produktif dan selalu berkembang.
(CA/BP)