Di Carrot Academy, bakat dianggap sebagai mitos. Pada kenyataannya, di kelas ditemukan fakta bahwa pencapaian para siswa dan artist merupakan hasil dari sebuah kerja keras dari pada bakat yang mereka miliki. Kerja keras itu berupa ketekunan, kesabaran, daya tahan, keinginan kuat untuk menyelesaikan artwork dan kemampuan untuk membaca sejauh mana target yang harus dicapai. Dengan semua kerja keras itu, sebuah artwork dapat diselesaikan dengan optimal.
Acapkali anggapan tentang bakat justru menjadikan seorang artist tidak mampu menyelesaikan artworknya dengan baik, karena ketika mereka merasa memiliki bakat namun mereka menemukan banyak hal yang menghambat proses mengembangkan skill mereka, seperti rasa malas, tidak ada mood, tidak tahan, bosan dan akhirnya menyerah di tengah jalan, bahkan saat mengerjakan tugas yang sangat sederhana sekalipun.
Metode belajar di Carrot Academy mengedepankan sebuah pembelajaran ilustrasi secara keilmuan. Artwork diciptakan melalui proses logis dan teknis yang bersinergi dengan kemampuan menerjemahkan sisi estetika artwork ke dalam kreatifitas. Dengan metode ini, artis dari Carrot Academy akan memiliki bekal yang cukup untuk mengembangkan skill lebih lanjut secara mandiri dan mampu memasuki dunia industri, di mana proses produksi sebuah artwork adalah sebuah proses yang terukur oleh standar kualitas dan tenggat waktu. Dalam dunia industri yang profesional tidak ada tempat buat amatiran dan mediocre artist. ketika artist tidak memiliki kualitas yang baik sesuai standar industri, ribuan artist lain yang lebih potensial siap menempati posisi tersebut. Jadi kalau memang MAU bisa gambar, abaikan bakat, dan mulailah belajar dengan BENAR.
Inilah beberapa transformasi artwork dari siswa di kelas Essentials.