Saat mulai menggambar, ide cemerlang bermunculan dan semangat menggebu-gebu untuk membuat sebuah karya yang sepertinya akan menjadi luar biasa. Namun di pertengahan proses menggambar ternyata gambar ditinggalkan begitu saja dan karya menjadi karya tidak selesai. Banyak sekali alasan buat artist untuk tidak menyelesaikan karyanya. Ada alasan mentok, tergoda distraksi dan melakukan hal lain yang lebih menarik, takut gagal, merasa tidak punya cukup skill, merasa perfeksionis dan banyak sekali alasan yang bisa dicari.
Namun, karya yang tidak selesai karena alasan-alasan di atas akan membawa pengaruh buruk baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Inilah 7 pengaruh buruk yang akan ditimbulkan oleh karya yang tidak selesai.
1. Sumber Pemicu Stress.
Menurut pendiri Amazon, Jeff Bezos,”Stress primarily comes from not taking action over something that you can have some control over. Sumber stress terbesar manusia adalah ketika kita tidak melakukan sebuah tindakan yang seharusnya ada dalam kendali kita. Menghindari sebuah tugas termasuk menyelesaikan sebuah karya adalah salah satu hal yang termasuk dalam tindakan tersebut. Sebenarnya kita bisa mengontrol diri kita untuk menghindari distraksi, rasa bosan, takut dan kemudian mengambil tindakan untuk menyelesaikan karya. Jika kita mengikuti dorongan untuk tidak menyelesaikan karya, pada akhirnya akan timbul penyesalan tanpa disadari dan memicu stress. Dengan menyelesaikan karya artinya kita mampu mengambil tindakan dalam kendali kita dan terhindar dari potensi stress.
2. Melewatkan proses penemuan jati diri.
“Kita menemukan jati diri kita melalui karya yang kita ciptakan” Steven Pressfield, penulis The War of Art. Karya yang tidak selesai membuat kita melewatkan banyak proses penting yang menyangkut banyak aspek pembentukan karakter. Menyelesaikan karya menjadi media menempa hard skill dan soft skill dan menggali potensi terpendam. Effort yang kita berikan dalam menciptakan karya akan menjadi gambaran jati diri kita di masa depan.
3. Menjadi katak dalam tempurung.
Tanpa menyelesaikan karya, kita tidak akan pernah tahu batas kemampuan kita. Kita akan stuck di satu titik.. Banyak sekali artist yang meragukan kemampuannya dan terkejut ketika menyelesaikan karya dan menemukan bahwa kemampuannya selama ini dibatasi oleh keraguan dan ketakutannya sendiri. Kebiasaan ini juga membuat kita tidak bisa beralih dari amatir artist menjadi profesional.
4. Pembunuh ide dan kreatifitas.
Hal paling sia-sia bagi seorang artist adalah sebuah ide yang tidak terwujudkan. Ide adalah sebuah kristalisasi dari pemikiran kita yang dipengaruhi preferensi dan sesuatu yang mengusik kreatifitas kita dan menjadi keinginan untuk berkarya. Ide yang tidak diwujudkan akan mati dan menjadi sampah yang memenuhi ruang kreatif kita. Proses kreatif lebih banyak terjadi ketika kita menemukan banyak solusi saat menemui berbagai tantangan saat berkarya.
5. Sabotase mental dan rasa percaya diri.
Karya yang tidak selesai bisa menjadi sebuah sabotase mental yang membuat kita menjadi meragukan diri sendiri dan menganggap kita hanya sebesar karya yang tidak selesai. Hal ini menghalangi kita keluar dari zona nyaman. Potensi kita hanya akan tergali ketika kita memiliki resistensi dalam menyelesaikan karya. Sebuah karya yang selesai akan menjadi sumber dopamin positif yang dapat membangun rasa percaya diri kita.
6. Melewatkan momen pemenang.
Kita hidup di era “perang”. Di mana kita berperang dengan perasaan takut berkarya, merasa tidak cukup baik, merasa ide tidak cemerlang, terlalu muda atau terlanjur tua, perang dengan ribuan distraksi di sekeliling kita, berperang dengan perfeksionisme dan masih banyak lagi. Menyelesaikan karya bisa menjadi arena peperangan dan kita bisa memilih jadi pemenang atau looser?
7. Membunuh naluri sukses.
“Ketakutan terbesar adalah ketakutan untuk sukses.” Steven Pressfield penulis The War of Art. Mengapa takut sukses? Sukses berkaitan dengan hal-hal menantang seperti komitmen, kerja keras, konsistensi, kritik, penolakan dll. Tidak menyelesaikan karya membuat kita melewatkan kesempatan untuk menjadi versi yang lebih baik dari diri kita. Gagal itu lebih baik dari pada takut sukses.
Finished Not Perfect, Jake Parker. Jadi mulai sekarang jangan biarkan karya kamu terhenti di tengah jalan agar kamu bisa melewati proses menjadi versi terbaik dari diri kita baik sebagai artist maupun sebagai individu! Semangat Berkarya!
(CA/BP)