Type to search

15 Tips yang akan menambah pengetahuan environment concept artist (Bag. 2)

Share
Konsep desain yang efektif itu cukup rumit. Berikut adalah beberapa tips alur kerja untuk membantu kita menciptakan environment yang realistis bagi karakter dalam desain. (Baca BAGIAN 1)

 09. Estetika visual dengan Staging.

 

Kelompokkan dan susun dengan saling bertumpuk beberapa shape untuk menyimpulkan keterikatan dalam komposisi kita.

 

Mengkombinasikan beragam bentuk dan ukuran secara bersamaan akan menciptakan kesan intensitas dalam artwork kita. Penataan secara bersusun dalam gambar juga akan mengembangkan keterikatan dan hubungan antar karakter dan lingkungan. Semakin tinggi kontras antara ukuran (size) intensitas yang dihasilkan akan makin besar. Hal yang sama terjadi dengan bentuk (shape).

10. Form dan shape yang mudah dibaca.

 

Pastikan bentuk  dapat dibaca dengan baik oleh audience dengan cara merubahnya ke dalam siluet.

 

Dari unsur yang dominan hingga detail yang kecil, setiap bentuk harus dapat dibaca dengan baik. Bahkan dalam persiapan artwork yang ketat, informasi yang efektif tidak tergantung pada detailnya, namun oleh bentuk yang mudah terbaca. Bahkan jika bentuk-bentuk itu disederhanakan dari detil sampai ke titik siluet, akan tetap bisa dikenali dengan mudah.

Dalam perang dunia ke II, pilot dilatih untuk mengidentifikasi kapal musuh di laut dengan membaca siluet mereka. Jadi bagaimanapun desainnya, rumit atau sederhana, jika memiliki siluet yang jelas akan terlihat harmonis.

11. Keseimbangan dalam sebuah adegan.

 

Contoh di atas menunjukkan keseimbangan komposisi yang baik, dengan posisi trem terdekat yang sejajar dengan tiang lampu dan trem kedua yang lebih jauh.

 

Bayangkan sebuah subjek sebagai poros horizontal. Kemudian, semua elemen lain yang akan digambar di kanvas akan memiliki “bobot” yang didasarkan pada bentuk, ukuran dan nilainya. Keseimbangan akan tercapai jika elemen-elemen ini ditampilkan pada kedua sisi poros utama, secara lurus sejajar di kedua sisinya.

12. Less is More.

 

Sederhanakan detail untuk memberi ruang bagi imajinasi Audience.

 

Dalam merancang obyek menjadi pola yang berulang, seperti batu bata di dinding, atau pola organik seperti tekstur kasar pada bebatuan, ingatlah untuk selalu menerapkan sisi ekonomis garis dan berusaha untuk menyederhanakan tanpa kompromi dengan kandungan informasinya melalui pendekatan “Less is More”. Sebuah proses penyederhanaan atau penghilangan detail yang disengaja pada beberapa bagian. Proses ini membuat desainer menyisakan ruang bagi imajinasi pemirsa untuk mengisi detail yang hilang.

13. Hindari ketergantungan pada foto dan texture brush.

 

Tekstur yang dihasilkan oleh tangan kita sendiri akan memberi daya tarik ekstra bagi pekerjaan kita.

 

Tips ini tidak bermaksud meremehkan penggunaan foto dalam proses digital painting. Apabila memang dibutuhkan dalam produksi, maka gunakan saja. Banyak yang merasa bahwa dengan stok foto yang tersedia, artist akan menghasilkan artwork yang lebih baik. Prioritas bagi artis adalah untuk memiliki kemampuan atau belajar bagaimana menghasilkan pola tekstur yang diinginkan. Ada daya tarik lebih ketika kita menghasilkan tekstur dengan tangan kita. Hal yang lebih penting lagi adalah fokus utama untuk menghasilkan sebuah desain yang esensial.

14. Menambahkan beberapa sejarah dan cerita

 

Patung tersebut menunjukkan bahwa penguin menghuni pulau ini, dan diceritakan dengan sangat baik.

 

Research memainkan peran besar dalam proses ini. Audience tidak akan bisa diyakinkan dengan scene-scene yang disajikan secara harfiah karena tiap audience memiliki preferensi dan imajinasi masing-masing. Concept Artist harus menemukan cara untuk merancang sejarah dan cerita tentang lingkungan yang mewakili dan mendukung cerita di dalamnya.

Pada gambar di atas, kita menciptakan pulau yang dihuni oleh Penguin. Hanya mendesain dari sebuah foto tidak akan membuatnya meyakinkan – apa yang membuatnya dipercaya adalah penambahan sebuah sejarah dan cerita di dalamnya. Menambahkan dua monumen penguin sangat masuk akal dalam membangun sebuah cerita tentang Penguin.

15. Lukisan “Lasso Tools”

Inilah teknik yang bisa digunakan saat terdesak waktu. Istilah ini berasal dari alat seleksi Lasso di Photoshop. Cara yang simpel dan mudah memungkinkan kita menurunkan value, melakukan pewarnaan dan painting yang cepat di atas permukaan yang diseleksi dengan setting adjustment dalam photohsop. Dengan latihan, proses ini sangat efektif untuk produksi artwork yang cepat. Setelah mendapatkan hasil yang diinginkan dari area seleksi, kita bisa merapikan dengan sapuan brush terakhir sesuai keinginan.

Thumbnail dan garis kerja

Saya membuat ide thumbnail yang sangat cepat untuk komposisi dan arahan, lalu meletakkan pekerjaan baris. Kolom dan karakter berada pada dua lapisan yang terpisah. Lalu aku drop dan memisahkan nilai lokal dengan menggunakan alat Lasso. Saya juga menggunakan sedikit Airbrush untuk melunakkan tepinya.

Menggandakan layer

Selanjutnya kita bisa menduplikat layer yang diinginkan untuk diberi warna, lalu klik kontrol pada layer untuk membuat seleksi layer. Pilihlah brush sesuai keinginan kita dalam mode “color” (dan pastikan untuk merubah kembali ke mode Normal setelah langkah ini).

Menjaga pencahayaan tetap konsisten

Dengan menggunakan Lasso tool, kita bisa membuat seleksi area shadow dengan cepat. Dalam artwork ini konsistensi brush pada karakter dibuat tajam sedang background dibuat lembut. Konsistensi pencahayaan adalah kunci untuk langkah ini. Perlu dibuat layer baru yang terpisah untuk permukaan yang gelap dan terang dengan lasso Tools dan menaikkan tone warnanya, dan membuat layer area shadow menjadi lebih gelap. Warna hangat ditambahkan pada area terang sehingga terlihat dinamis.

Sumber: https://www.creativebloq.com/how-to/concept-design-tips-for-artists/2#article-body

 

(BP/CA)

Tags:

2 Comments

Leave a Comment

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?