Komposisi yang kuat menjadi bagian penting dalam sebuah artwork. Komposisi adalah hal pertama yang menarik perhatian dalam sebuah artwork dan membuat audience mampu bertahan lama menikmati artwork kita setelah melihat lebih dekat ke dalamnya.
Sebuah komposisi akan menjadi penerjemah sebuah artwork, apakah penuh aksi dan serius atau tenang dan kontemplatif. Bagaimana cara membuat komposisi untuk menyampaikan suasana hati yang kita inginkan, dan apa yang membuat komposisi itu bekerja dengan baik?
Ada banyak aturan lama tentang apa yang membuat komposisi yang baik, seperti Golden Rasio , Golden Spiral, dan Rule of Thirds ..Banyak sekali metode untuk membuat komposisi yang baik, namun kita membutuhkan cara yang sederhana dan bisa membantu kita melakukannya dengan cara yang lebih mudah dan cepat.
Simak 12 cara untuk membuat komposisi artwork yang keren berikut:
Untuk memulainya, ketahuilah hal berikut: komposisi yang baik tidak lebih dari pengaturan bentuk, warna dan nada yang menyenangkan. Cukup sederhana. Kemungkinan besar, sebagian besar dari kita dapat membuat komposisi yang baik dengan cukup mudah.
Tetapi kita tidak menginginkan komposisi yang bagus, kami menginginkan komposisi yang LUAR BIASA! Kita ingin menjadi ahli komposisi, yang bisa menyampaikan semua cerita ke dalam artwork dengan tepat.
Untuk melakukan itu, kita perlu memahami sifat dasar komposisi …
01. Dasar-dasar
Akar dari semua komposisi terletak dalam sebuah hubungan. Pada gambar di atas, meskipun secara teknis memiliki sebuah komposisi, itu bukan komposisi yang baik. Kita tidak tahu di mana bagian mana yang menjadi fokus utama, juga tidak ditemukan flow pada kedua obyek.
Dengan mengubah salah satu kotak ini, bahkan sedikit, tercipta komposisi yang jauh lebih baik dalam gambar kedua. Sesederhana gambarnya, itu sudah memiliki rasa gerak dan kedalaman. Bagaimana?
Melalui sebuah hubungan dengan menciptakan perbedaan antara bentuk, kita bisa membuat sebuah perbandingan : “yang ini lebih besar, yang itu lebih ringan.” Kotak abu-abu tampak bergerak dan mengecil hanya jika dibandingkan dengan kotak hitam.
Proses membandingkan bentuk-bentuk ini mengharuskan audience menggerakkan mata mereka berulang kali di sekitar kanvas, dan di situlah letak tujuan sebenarnya dari komposisi yang luar biasa: mengendalikan gerakan mata itu.
02. Golden Ratio
Ide Golden Ratio ini dimulai oleh orang Yunani kuno, yang sangat percaya pada konsep idealisme Platonik. Mereka percaya bahwa semua hal, baik yang nyata maupun tidak berwujud, memiliki keadaan sempurna yang mendefinisikannya.
Mereka juga merasa bahwa seseorang harus selalu berusaha mencapai keadaan ideal ini, baik itu dalam matematika, fisik, politik atau estetika seseorang.
“Seperti garis imajiner, value dan warna dapat digunakan untuk menarik mata audience ke tempat yang kita inginkan”
Matematikawan Yunani, setelah berulang kali melihat proporsi serupa dalam alam dan geometri, mengembangkan rumus matematika untuk apa yang mereka anggap sebagai persegi panjang ideal: persegi panjang yang sisi-sisinya berada pada rasio 1: 1,62.
Mereka merasa bahwa semua objek yang proporsinya menunjukkan ini lebih menyenangkan, baik itu bangunan, wajah atau karya seni. Sampai hari ini, buku dan bahkan kartu kredit masih sesuai dengan ideal ini.
03. Aturan Segitiga/Rule of Third
Ini menyatakan bahwa jika kita membagi komposisi apa pun menjadi tiga bagian, secara vertikal dan horizontal, maka tempatkan elemen kunci dari gambar Anda di sepanjang garis-garis ini atau di persimpangan akan didapatkan pengaturan yang lebih menyenangkan. Tetapi apakah itu berhasil?
Mari kita lihat lukisan Edmund Dulac, The Little Mermaid: The Prince Asked Who She Was (di atas). Dulac hebat dalam menggunakan ruang kosong untuk keuntungannya, sebagian karena dia cenderung mematuhi Aturan Ketiga.
Di sini Dulac menempatkan kolom dan garis cakrawala dengan sempurna di sepanjang sepertiga garis. Tapi, bagaimana kalau kita menempatkannya di luar itu?
Dengan kolom dan garis horizon di tengah gambar, hasilnya kurang berhasil. Kolom justru mendominasi gambar dan mencuri fokus dari obyek-obyek di dalamnya.
Mata audience sekarang terpaku pada bentuk pilar yang kuat yang membagi kanvas, bukannya menjelajah di sekitar gambar.
04. Bagaimana aturan bekerja
The Rule of Thirds bekerja karena menuntut bahwa artis membuat satu elemen lebih dominan dari pada yang lain. Dominasi ini menciptakan ketidakseimbangan, dan ketidakseimbangan dalam bentuk apa pun akan selalu menarik perhatian pemirsa.
Membagi gambar menjadi 2 belahan yang sempurna dan simetris akan menciptakan daya tarik terlemah, karena semuanya ada dalam keseimbangan.
Kembali ke gambar kotak-kotak hitam dan abu-abu, komposisi pertama membosankan karena terlalu seimbang. Membuat satu bidang komposisi lebih dominan menciptakan sebuah penekanan, dan karena itu akan menambah daya tarik. Mata kita juga akan ikut bergerak di sekitar kanvas untuk membandingkan semua hubungan ini.
Membagi komposisi menjadi 3 bagian bukan berarti tidak ada jumlah pembagian lain. Kita bisa membagi komposisi dalam seperempat, seperlima atau bahkan persepuluhan. Selama ada bentuk ketidakseimbangan, komposisi akan menunjukkan intensitas. Seperti penjelasan berikutnya, konsep ketidakseimbangan berlaku untuk banyak aspek komposisi, termasuk nilai dan warna.
05. Garis imajiner
Garis imajiner mungkin menjadi sebuah aspek terpenting dari suatu komposisi, karena mata kita akan menangkapnya terlebih dahulu. Ketika melukis secara realistis, tidak ada garis nyata di sekitar subjek.
Ilusi yang membentuk kontur adalah hasil dari value dan perbedaan warna yang kontras. Kesan yang ditimbulkan oleh garis yang tidak nyata ini sangat kuat, dan mata kita akan melihatnya dan mengikutinya sampai akhir garis, atau sampai bertemu garis lain, dan kita akan mengikutinya lagi. Komposisi yang hebat membuat penggunaan daya tarik alami ini menjadi kuat.
Dengan menciptakan garis yang kuat untuk diikuti mata, kita dapat memutuskan jalur apa yang kita inginkan agar diambil orang dan di mana kita ingin jalan itu berakhir. Dalam lukisan ini Anda dapat melihat kontur yang kuat yang mengikuti tanjung, lengan wanita itu, ke wajah subjek kami, di lengannya, dan kemudian kembali ke tanjung.
Ini menciptakan aliran memutar yang membuat mata pemirsa bergerak seperti arus di sekitar komposisi, menahan perhatian mereka. Arus itu juga mengarahkan mata mereka melewati setiap elemen kunci lukisan itu, satu demi satu.
06. Memperkuat titik-titik fokus tersebut
Seperti halnya menggunakan garis imajiner untuk menarik mata di sekitar komposisi, kita dapat menggunakan metode yang sama untuk membuat seseorang melihat langsung pada titik fokus yang kita pilih.
Bahkan, kita dapat melakukannya berulang kali, dari berbagai arah. Ini sangat berguna ketika gambar kita berupa potret atau pin-up, dan wajah karakter adalah elemen yang paling penting.
Untuk lebih memperhatikan karakter tertentu, cobalah membuat objek di sekitarnya, seperti lengan, pedang, dan bangunan, mengarah ke subjek. Kita juga dapat menggunakan garis imajiner untuk membingkai wajah subjek, mengunci mata audience di tempat.
Halaman selanjutnya:
Sumber: https://www.creativebloq.com/digital-art/tips-composition-31514496