Dan Luvisi adalah seorang concept artist yang bekerja untuk Hasbro, DC Comics, 20th Century FOX, Microsoft dan menerbitkan bukunya, LAST MAN STANDING: KILLBOOK OF A BOUNTY HUNTER.
MASA KECIL YANG TIDAK MUDAH
“Tumbuh dengan sindrom ADHD dan Aspergers membuat masa kecil saya berat. Guru menganggap saya anak yang bodoh, mereka menyuruh saya berdiri di pojok kelas. Beberapa guru memanggil ayah ke sekolah dan mengatakan bahwa saya cukup beruntung jika besar nanti bisa membuat Burger. Hal ini terus berlangsung, selalu ada yang mengatakan saya tidak pernah cukup baik untuk melakukan apa yang saya inginkan”.
MOTIVASI UNTUK MAJU
“Ayah adalah sahabat sekaligus musuh besar saya. Ayah membuat saya seperti monster. Setiap hari saya tunjukkan gambar baru saya dan dia akan berkata: “TIDAK kamu bisa menggambar lebih dari ini”.
“Itulah yang membuat saya terus berusaha untuk MENGEJAR sejauh apa standar yang ayah saya inginkan”. Ayah adalah inspirasi dan alasan yang membuat saya ingin masuk ke dunia ilustrasi”.
TIDAK ADA HAL BESAR YANG MUDAH
“Pada kenyataannya semua tantangan itu tidak bisa menghentikan saya dan saya berhasil menjadi artist seperti yang saya inginkan. Bahkan ayah yang juga artist yang menginspirasi saya tidak menyarankan saya untuk mengikuti jejaknya. Namun semua itu justru membuat saya ingin membuktikannya bahwa saya BISA!”.
JANGAN PERNAH BERHENTI
Saat mengerjakan bukunya Last Man Standing, ada moment Dan Luvisi ingin menyerah dan membuatnya berhenti sesaat, nasehat ayahnya adalah:
“Setelah melangkah sejauh ini, jika menyerah, banyak di luar sana-orang-orang yang lebih menginginkannya dan bekerja lebih keras untuk meraih mimpi seperti kita. Orang-orang yang bekerja lebih keras itu tidak berhenti dan mereka meraih sukses”.”
MIMPI MENJADI KENYATAAN
Jika saya berhenti mengejar mimpi-mimpi saya maka karya-karya besar saya ini tidak akan pernah ada. Pembuatan buku Last Man Standing bertujuan menciptakan sesuatu untuk diri saya sendiri, sebagai bukti untuk ayah saya. Sesuatu yang bisa saya pegang dan andalkan, yang benar-benar mewakili saya.
UNTUK APA KITA BERKARYA?
Menjadi artist memang tidak mudah, banyak hal harus dipikirkan, baik itu art, bisnis, atau bagaimana orang menyukai karya kita. Selalu ada tantangan untuk menjawab apakah saya membuat art semata untuk uang, bisnis atau untuk menyenangkan orang lain saja? Ataukah saya ingin membangun sebuah karya untuk diri sendiri dari hati dan membuat saya bahagia?.
“Jika kita terus mendengarkan kata-kata yang menjatuhkan dan berhenti mengejar mimpi kita, maka kita tidak akan tahu hal-hal besar apa yang akan kita lewatkan di masa depan.” Dan Luvisi