Setiap minggu kita akan menemukan berbagai informasi kompetisi menggambar, dari sekedar challenge antar komunitas hingga lomba-lomba disponsori preusahaan besar dengan hadiah yang menggiurkan. Makin besar hadiahnya makin tinggi tantangan yang diberikan. Bagi sebagian artist, kompetisi menjadi ajang yang seru untuk diikuti, namun tidak sedikit juga yang tidak terlalu antusias bahkan menghidnari berbagai kompetisi dengan berbagai alasan, seperti takut kalah, tidak percaya diri atau tidak terbiasa dengan tekanan. Bagi artis yang ingin berkembang, challenge atau kompetisi bisa menjadi media yang sangat membantu untuk meingkatkan skillset dan mindset. Banyak hal yang bisa kita peroleh dari partisipasi kita mengikuti kompetisi. Mengikuti challenge atau kompetisi tidak hanya tentang menang atau kalah. Apa saja?
1. MOTIVASI BERKARYA
Pernahkan kita melihat timeline portfolio kita dan melihat betapa sedikitnya karya kita? Kuantitas karya adalah hal mutlak untuk mendaaptkan kualitas karya. Semakin sering kita berkarya dengan ritme yang teratur semakin cepat kita menuju level up. Banyak cara untuk meningkatkan kuantitas karya kita. Namun jika cara “halus” tidak berhasil, mungkin itu tandanya kita butuh sedikit tekanan. Sedikit “paksaan” kadang cukup bagus untuk memicu produktivitas. Challenge atau kompetisi bisa memaksa kita untuk berkarya. Challenge bisa menambah motivasi dan alasan untuk berkarya. Baik karena hadiah, experience atau untuk melihat seberapa jauh perkembangan karya kita di antara artist-artist di luar sana.
2. ENCOURAGEMENT
Sejak jaman prasejarah, manusia adalah mahluk yang selalu tertarik dengan kompetisi. Kita bisa melihat kompetisi tertua seperti Olimpiade yang sekarang menjadi perayaan bagi keunggulan fitur-fitur fisik dan mental manusia. Manusia secara naluriah memiliki jiwa kompetisi untuk bertahan hidup. Pertandingan adalah inspirasi bagaimana manusia berusaha melampaui batasan mereka. Dengan mengikuti challenge kita akan mengasah dan menjaga performa fisik dan mental kita untuk menjadi pribadi yang tangguh. Kompetisi selalu menjadi tontonan yang menarik umat manusia untuk mendaaptkan semangat dan inspirasi dari setiap kisah kemenangan. Atmosfir challenge memberi encouragement antar partisipan dan audience untuk berkarya lebih baik.
3. MENEMPA MENTAL
Profesi ilustrator bagi sebagian orang mungkin terlihat mudah. Apa susahnya menggambar tiap hari? Namun bagi seorang artist profesional, pekerjaan ilustrator tidak sekedar menggambar dan bersenang-senang, namun sama halnya dengan profesi lain, tuntutan dalam industri ilustrasi sama menantangnya. Ilustrator dengan skill, mental dan atitud terbaiklah yang akan sukses di dunia ilustrasi. Untuk mencapai kemampuan tersebut tentu saja didapatkan dari proses belajar dan pengalaman dalam bekerja. Memasuki industri, target, deadline dan tuntutan kualitas bisa memberi tekanan bagi pemula. Mental tahan tekanan sangat dibutuhkan dalam industri kreatif. Challenge bisa menjadi pemanasan untuk belajar menghadapi tekanan dalam level yang berbeda.
4. MEMUPUK PERCAYA DIRI
Mengikuti challenge akan terasa mudah bagi mereka yang memiliki percaya diri tinggi. Namun bagaimana jika kita tidak cukup percaya diri? Justru ketika kita memiliki masalah dengan rasa percaya diri kita, satu-satunya cara untuk meningkatkannya adalah dengan memberi tantangan pada diri kita.
Kita tidak perlu menunggu percaya diri untuk mengikuti challenge. Percaya diri adalah sebuah konsep dalam pikiran kita bahwa kita tidak perlu merasa lebih baik atau lebih rendah dari orang lain dan mampu menempatkan diri kita sesuai kaapsitas kita. Akar dari percaya diri adalah humble atau rendah hati dan keberanian untuk menerima kritik dan masukan. Kita bisa belajar menjadi humble, memupuk keberani an berkarya dan diapresiasi dengan apa adanya. Hal ini kelak akan berguna saat menghadapi kritik atau revisi ketika bekerja di industri.
5. BERANI GAGAL
Menyenangkan menjadi pemenang, namun kemampuan menghadapi kegagalan adalah bagian dari proses menjadi ahli. Sportifitas memberikan kita kesempatan untuk melihat banyak aspek yang bisa dikembangkan di masa depan. Ketika kita mengalami kekalahan kita harus bersyukur karena menemukan seorang pemenang yang bisa menjadi parameter kita untuk mencapai level yang lebih baik. Kita akan sulit belajar ketika kita tidak memiliki standar atau parameter yang kita tetapkan untuk kita capai. Challenge akan membuka wawasan kita tentang dunia baru di mana kita akan menemukan banyak referensi untuk proses belajar kita.
Baca juga: Berawal dari Kompetisi Karya Alumnus Carrot Academy ini Menghiasi New York Fashion Week!
6. MEDIA APRESIASI DAN EVALUASI
Mungkin kita merasa putus asa ketika kita tidak menang. Namun sebenarnya kita harus merasa bangga bahwa kita telah melakukan sebuah proses pencapaian. Sebuah kegagalan jauh lebih baik dari “tidak melakukan apa-apa”. Jadi ketika kita belum beruntung untuk menang, kita tetap harus mengapresiasi pencapaian kita hingga detik ini. Fokus bukan pada apa yang tidak bisa kita dapatkan tapi apresiasilah pencapaian selama ini.
Pemenang dipilih karena berbagai alasan dari pihak penyelenggara. Kalah tidak berarti karya atau skill kita jelek. Mengikuti kompetisi membuat kita selalu updated dan relevan dengan dunia seni. Salah satunya adalah contoh karya alumnus Carrot Acaemy yang mengikuti kompetisi untuk sebuah brand Madison Avenue. Karya tidak menang karena tidak sesuai dengan target lomba, namun penyelenggara menilai karyanya cocok untuk produk brand mereka di kesempatan ke depan sehingga terjalinlah kolaborasi yang mengantarkan karyanya menghiasi event New York Fashion Week 2020.
“Champions realise that defeat – and learning from it even more than from winning – is part of the path to mastery.”
– Rasheed Ogunlaru
(CA/BP)