Tugas seorang artist adalah menarik audience ke dunia yang dibangun melalui artwork dan membawa mereka melewati alur cerita di dalamnya. Artist harus memiliki kemampuan story telling yang baik yang dituangkan ke dalam konsep artwork. Story telling yang baik membuat audience mampu menikmati dan menangkap pesan di dalamnya. Untuk mengembangkan kemampuan storytelling, kemampuan fundamental ilustrasi sangat diperlukan.
Nah inilah 5 kemampuan fundamental yang wajib dikuasai artist!.
“It is always better to focus on the core fundamentals as these skills will apply no matter what trend comes around” Dave Rapoza
Aspek terpenting dalam sebuah artwork adalah Komposisi! Komposisi akan menentukan bagaimana elemen-elemen akan masuk dalam sebuah artwork. Komposisi adalah sebuah jalan yang akan kita gunakan untuk menuntun audience merasakan dan menerima pesan yang ingin kita sampaikan.
Apabila komposisi tidak direncanakan dan dikontrol dengan baik, semua aspek penting lainnya akan menjadi sia-sia. Ini bukan berarti kita harus selalu menuruti setiap aturan-aturan sampai sekecil-kecilnya, terkadang banyak yang melanggar beberapa aturan dan berhasil menciptakan artwok yang keren.
Nah di sinilah pengetahuan kapan dan bagaimana kita “melanggar” aturan-aturan dalam komposisi harus kita kuasai. Namun sebelum kita tergoda untuk melanggar semua aturan tentang komposisi, ada baiknya kita pelajari pakem-pakem standar dalam aspek komposisi.
Rule of Thirds/Hukum Pertiga Bagian
Ini adalah teknik komposisi paling sederhana dan paling sering dipakai dan mudah dipelajari. Teknik ini membagi frame menjadi 9 bagian oleh garis vertikal dan horisontal.
Kunci dari teknik ini adalah meletakkan elemen/obyek penting ke dalam salah satu pertemuan garis (tanda +). Komposisi ini menciptakan daya tarik lebih kuat dibandingkan pola simetris.
The remains which live by Keisuke Asaba
Iconic
Berlawanan dengan teknik pertama, komposisi Iconic meletakkan titik utama tepat di tengah gambar. Biasanya teknik ini dipakai untuk menggambar karakter, tapi bisa juga digunakan untuk hal lain, hal ini juga menjelaskan mengapa teknik fokus utama di tengah ini diperlukan.
Untuk artist yang mengerjakan desain karakter, goal utamanya adalah meletakkan karakter tepat di depan audience dan memberikan sebanyak mungkin daya tarik di dalamnya. Tidak ada cara lain kecuali meletakannya tepat di depan mata kita. Jadi teknik ini memang paling menarik digunakan dalam desain karakter.
Sebagai bantuan untuk mengarahkan audience fokus di tengah gambar, bentuk imajiner “diamond” akan membantu kita mengisolasi area paling menarik dan detail dari artwork kita. Obyek di luar “diamond” juga penting, tapi sebisa mungkin tidak mengganggu perhatian pada fokus utama.
Panduan dasar ini juga bisa menjadi acuan awal untuk membuat komposisi yang lebih kompleks dalam keseluruhan artwork. Untuk melangkah ke komposisi yang lebih kompleks sebaiknya komposisi dasar ini bisa dieksplore lebih dulu.
Iconic Character Composition
PI-2 by Marek Okon (kiri). Blood Divided by Dan Santos (tengah). Inject Me by Marc Simonetti (kanan).
Leading the Eye
Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh lain tentang cara mengarahkan mata audience ke titik fokus.
Dalam artwork buatan Piotr Jablonski di atas, kita dapat melihat bagaimana cahaya spontan mengunci mata kita ke titik fokus karena kekuatan dan intensitasnya. Faktor-faktor lain adalah warna, penempatan dalam komposisi (aturan sepertiga) dan karena hampir semua subyek dalam gambar melihat titik fokus dan menciptakan garis imajiner, kitapun akan mengikutinya. Apa yang membuat kita tertahan dalam titik fokus di sini adalah gerakan melingkar dari orang-orang yang mengambang di udara.
Crysis 2 – Concept 04 by Marek Okon
Dalam artwork Crysis 2 (atas), artis menggunakan cahaya, warna dan penempatan dalam komposisi untuk memandu titik fokus. Lampu yang paling jelas dan indah datang dari lampu sorot dan lampu dari kendaraan, yang semuanya menunjuk ke arah titik fokus. Kedua, kita melihat tembakan senjata yang mengepung di atasnya, mengarahkan mata kita ke sana. Terakhir, artis menggunakan aturan pertiga untuk penempatan dalam komposisi ini. Hal-hal lain tadi berhasil mendefiniskan titik fokus dan area yang mengelilinginya.
Dalam artwork di atas, artist menggunakan jalan setapak yang terbentuk di sekitar pilar untuk mengarahkan mata ke titik fokus. Pandangan kita mengikuti naga terbang di sekelilingnya dan membuat kita tertahan lebih lama di area ini. Keberadaan pilar dalam area bayangan dan cahaya terang yang bersinar di belakang pilar, artis memanfaatkan value dan kontras untuk membuatnya jauh lebih menonjol.
Sorcerer’s Hill by Bobby Myers
Dalam artwork di atas, artist menggunakan sejumlah elemen untuk mengarahkan perhatian audience ke titik fokus (benteng). Lengkungan di latar belakang dan jembatan di atas air terjun, keduanya langsung terarah ke dalam benteng. Angle yang sedikit miring membuat semua gunung nampak mengarah ke istana, yang membantu mengarahkan pandangan ke arah itu juga. Warna yang digunakan di puncak, yang kontras terhadap kuning, hijau dan merah yang mengelilinginya juga berhasil membuat kastil menonjol.
Eradicate by Bobby Myers
Artwork di atas adalah sebuah contoh bagaimana kita dapat menjaga mata audience untuk tetap bertahan di titik fokus melalui framing. Pada artwork ini frame menggunakan alur-alur obyek berwarna merah yang membingkai obyek bola planet. Teknik ini bisa digunakan untuk membuat audience tertahan lebih lama dan fokus pada obyek. Namun gunakanlah dengan sebaik mungkin, penggunaan yang berlebihan dapat menjadi hal yang mengganggu dan merugikan karena justru membuat audience ingin buru-buru meninggalkan artwork tersebut. Jadi gunakanlah dengan pintar.
Perspektif merupakan keterampilan penting untuk belajar tentang arsitektural, lingkungan dan banyak hal lainnya. Pengetahuan perspektif memberikan kita cara untuk menciptakan dan membangun unsur-unsur dan objek dan menempatkan mereka dalam bidang gambar dengan benar. Perspektif bergantung pada garis horizon (atau kadang-kadang disebut garis tingkat mata) untuk menemukan apa yang disebut Vanishing Point atau titik hilang sebagai asal dari garis perspektif (lihat contoh di bawah).
One-Point Perspective/ 1 Titik.
Ini adalah perspektif yang paling sederhana dari semua perspektif untuk dipelajari, tapi jarang dipergunakan karena memiliki beberapa keterbatasan.
2001: A Space Odyssey by Stanley Kubrick
Two-Point Perspective/ 2 Titik
Ketika ada lebih dari satu obyek yang menuju titik hilang yang berbeda, kita bisa menggunakan perspektif 2 titik. Titik-titik hilang ini ada di garis horison di sisi masing-masing elemen. Titik-titik ini akan kembali berasal dari garis horizon, dan semua garis-garis perspektif akan ditarik dari titik ini semua area objek. Dari sisi inilah kita bisa melihat semua garis perspektif.
Sering kali titik hilang akan jatuh di luar area gambar, tapi jangan khawatir. Jika bekerja secara tradisional, gunakan kertas tambahan untuk mengukur jarak yang tepat. Jika bekerja secara digital, memperpanjang kanvas sampai ditemukan titik hilang.
Mysterious Street by Lukasz Taborski
Three-Point Perspective
Tiga titik sistem digunakan ketika kita benar-benar ingin menyampaikan situasi yang ekstrim . Hal ini dapat berguna untuk adegan yang lucu ( melakukan adegan dari pandangan mata burung atau anjing ) , menarik ( tindakan ) , dan masih banyak lagi . Untuk mencapai perspektif ini , kita akan menggunakan sistem yang sama persis dari dua titik , tetapi menambahkan titik hilang ketiga yang bisa diletakkan di atas dan di bawah obyek / unsur .
Poin ketiga berfungsi sama dengan dua titik lainnya. Satu-satunya perbedaan di sini adalah bahwa bagian atas atau bawah ( vertikal ) dari objek akan menyurut kembali ke titik ini. Hal ini akan memberikan kesan dan penampakan melengkung.
3. VALUE
Value adalah kisaran terang dan gelap dalam gambar terdiri dari warna putih, hitam dan segala sesuatu di antaranya. Bahkan dalam gambar berwarna, gelap atau terangnya warna (tints atau warna) termasuk value/nilai. Semakin dekat obyek dengan foreground, obyek tersebut akan semakin gelap (tergantung pencahayaan dan hal-hal lain, tentu saja), value obyek akan makin memudar ketika mendekati garis horizon/cakrawala (dalam gambar landscape). Lihatlah grafik di bawah ini dan gunakan sebagai referensi tentang value.
Bahkan lebih dari pada warna, value adalah faktor yang paling penting untuk menciptakan artwork yang sempurna. Jika value tidak terepresentasi dengan benar (mampu membedakan Foreground dari Middleground ke Background, dan atau titik fokus dari daerah sekitarnya), maka tidak akan peduli seberapa bagus komposisi, pencahayaan dan warna, artwork secara keseluruhan akan gagal karena tidak memiliki value yang benar.
Jadi, bagaimana mengukur sebuah value dengan tepat? Nah, mari kita lihat. Gambar di bawah adalah studi value dengan Claire Almon yang dilakukan untuk artwork Marie Antoinette-nya (WIP lebih lanjut dengan warna diposting di bawah gambar ini). Mencatat semua nilai yang berbeda dalam gambar dan bagaimana Anda dapat dengan jelas membedakan setiap elemen terpisah dari yang lain. Nilai membantu menentukan pencahayaan keseluruhan dalam adegan Anda dan bagaimana satu objek terlihat terhadap yang lain (yang dapat membantu dengan komposisi dan daftar seluruh hal-hal).
Lebih penting lagi, value memisahkan jarak-jarak di antara komponen utama dan bila dilakukan dengan benar, memungkinkan audience membaca artwork dengan baik dan mengarahkan mereka ke titik fokus. Dari sini kita dapat mulai menyelesaikan skema warna seperti ditunjukkan di bawah.
Berikut adalah contoh penggunaan value yang benar. Perhatikan perbedaan value yang digunakan dalam satu desain artwork untuk membantu memecah berbagai elemen.
4. COLOR/WARNA
Seperti pencahayaan, warna juga tergantung pada banyak hal; waktu, musim, lokasi dan sebagainya. Menentukan skema warna penting untuk dilakukan sejak dini, sebisa mungkin dilakukan di awal desain. Ingat bahwa semua hal selalu berkembang, demikian juga dengan warna. Jadi jangan terlalu takut untuk bereksperimen dengan warna. Memilih skema warna di awal pembuatan artwork akan memudahkan kita dalam mengerjakannya nanti.
Warna yang kita pilih sebaiknya bisa menampilkan emosi atau situasi dalam artwork. Apabila konsepnya fun atau action, bisa gunakan warna yang cerah dan menyala untuk menguatkan aksi dan intensitasnya. Apabila ingin sesuatu yang moody atau tenang, gunakan warna yang lebih gelap dan saturasi yang rendah pada keseluruhan skema, tapi di bagian fokus, gunakan warna yang lebih menyala. Banyak variabel yang bisa digunakan untuk menentukan warna. Temukan skema yang terbaik melalui research.
Berikut ini contoh bagaimana penggunaan warna secara efektif membantu storytelling, emosi dan mengarahkan fokus.
Dalam the GOLEM, artist membangun warna yang kuat di sekeliling focal point yang mampu menunjukkan bagian paling menarik dengan jelas. Warna di sekeliling focal point lebih natural sehingga membantu focal point berdiri terpisah sebagai fokus utama.
GOLEM – toys and magic by Randis Albion
Berikut adalah contoh warna kontras yang membuat focal point menonjol. Teknik ini paling sering digunakan untuk mencapai komposisi yang keren karena sangat efektif dan dramatis dan storytelling yang kuat.
Nemeroths Fall by Roberto Robert
5. LIGHTING/PENCAHAYAAN
Seperti semua elemen utama art, pencahayaan sangatlah penting. Pencahayaan membuat artwork terlihat realistis. Salah satu hal yang paling bagus untuk mempelajari pencahayaan adalah dengan belajar langsung. Keluar dari meja kerja dan pelajarilah pencahayaan alami. Menggunakan referensi foto bisa juga dilakukan, tapi studi langsung akan sangat membantu kita menangkap hal-hal yang tidak didapatkan di dalam foto.
Sama seperti warna, pencahayaan dapat menyampaikan banyak emosi dan mendalam. Pada gambar di bawah, ada pencahayaan yang kuat yang sedang diarahkan pada titik fokus. Bayang-bayang foreground menciptakan kedalaman pada gambar dan memungkinkan audience mendapatkan pandangan yang jelas dari daerah fokus tanpa mengabaikan foreground. Karena foreground sepenuhnya ada dalam bayangan dan midground adalah di mana kita melihat sebagian besar cahaya, ini memungkinkan audience mendapatkan efek yang kuat pada focal point dan cerita dalam artwork. Dengan ceapt audience bisa menangkap cerita penghancuran bumi seolah ikut berada di jalanan.
Skyscraper lost by Ioan Dumitrescu
Contoh berikutnya adalah artwork karya Dylan Cole yang luar biasa. Foreground dan background keduanya dengan pencahayaan terang menampilkan semua bagian dengan baik dan komposisi mendorong audience ke arah background dan diteruskan ke arah focal point.
Dari ke-5 hal fundamental di atas, Penting untuk dicermati agar tiap artist mampu menguasainya dengan baik dan menggunakan skill-skill tadi dengan tepat.
Untuk menguasai skill ini tidaklah mudah, diperlukan study terus menerus. Semakin kita mengenal dengan baik kesulitan dalam tiap skill, kita akan makin mengenali sampai di mana kemampuan kita. Mudah-mudahan tulisan ini bisa mendorong kita untuk makin menguasai ilustrasi dengan baik.
Source: http://design.tutsplus.com/articles/5-fundamental-skills-every-artist-should-master–psd-28054
(BP)