Type to search

Share

gambar 3

5 Kesalahan umum dalam porto folio concept art & ilustrasi sering kali terjadi saat seorang artist mulai menyusun artwork dalam portofolio-nya.

Dalam dunia kreatif, portfolio adalah bahasa yang paling dimengerti dan merupakan nilai ukur yang paling fair untuk menentukan kompetensi seorang artist selain sisi lain sebagai parameter profesional. Untuk dapat sukses di karir kreatif adalah dengan cara membuat karya yang baik dan memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik – do great work and be great to work with

Apabila kita membuat portfolio concept art/ ilustrasi yang kuat, kita akan melakukan 2 hal diatas secara bersamaan. Porto folio yang kuat juga akan membuat klien atau orang yang kita temui tercengang. Perlu diingat, portfolio yang kuat mengandung lebih dari sekedar “art” didalamnya.

Dalam artikel ini, ketika kita berbicara “portfolio” itu tidak hanya tentang sebuah buku berisi artwork atau website kita, “portfolio” juga berarti semua yang berkaitan dengan komunikasi melalui email, cover letter, resume dan ketika berhadapan dengan perekrut, art director yang berpotensi dan kolega di masa depan.

ncea_level_2_painting_portfolio_by_callumi-d5n0nm2

http://www.deviantart.com/morelikethis/artists/253979847?view_mode=2#skins

Apakah portfolio kalian membantu kalian atau menghancurkan kalian?

Setiap concept art atau portfolio ilustrasi mengkomunikasikan sebuah pesan tentang artist-nya. Banyak artist yang tidak mengkomunikasikan pesan mereka dalam portfolio yang mereka kirimkan. Bahkan banyak yang tidak menyadari bahwa portfolio mereka justru yang akan membuat mereka tidak akan mendapat pekerjaan. Kita semua harus membuat standar setinggi mungkin untuk diri kita sendiri karena kompetisi untuk pekerjaan concept artist dan freelance ilustrasi sangatlah tinggi.

Jadi di sini ada 5 “kesalahan portfolio” umum yang HARUS dihindari ketika kalian merangkai karir kretif kalian.

Mungkin artikel ini agak sarkastik dan tajam dalam waktu bersamaan. Namun hal sarkastik ini akan menjadi menarik dan ketajamannya menginspirasikan kita. Jangan cepat Puas. Mari kita jujur dengan diri kita sendiri, tertawa dan belajar dari kesalahan kita dan membagi pengalaman kita ke orang lain agar kesalahan kita tidak diulangi orang lain.

creating-a-portfolio

http://freelancefolder.com/building-your-portfolio-with-no-clients/

Kesalahan 1: Komunikasi yang tidak Profesional

Sebelum kita berbicara panjang, lebih baik kita MELATIH profesionalisme dalam email, cover letters, resume & percakapan. Tetapkan standar yang tinggi dan kalian akan membuat art director dan perekrut masa depan kita tercengang dengan janji dan keamanan yang terpancar dari komunikasi kita yang sangat baik.

Namun bagi mereka yang tidak memperhatikan tanda baca, tata bahasa atau memahami tata krama… Selamat berjuang dengan hal tersebut. Komunikasi yang tidak professional, merupakan kesalahan portfolio yang terutama dan juga yang paling sering terjadi. Statement tersebut telah dikonfirmasikan oleh setiap perekrut artist di luar sana. Tidak banyak yang bisa dikatakan di sini yang kita tidak ketahui.

Mintalah bantuan orang lain mengecek tata bahasa kita (orang yang biasa membaca lebih mengerti tentang tata bahasa). Dunia industri itu basisnya adalah hubungan relasi. Kalau kita memulai setiap hubungan yang berpotensi dengan komunikasi yang tidak tertata, salah tulis, ditulis dengan buruk, dan menggunakan slang, relasi tersebut tidak akan berjalan lama dan sang perekrut akan memencet tombol “DELETE.”

Dan juga: buatlah komunikasi yang ringkas dan efisien dan perhatikan penggunaan gelar atau sebutan.  Contohnya email seperti ini:

Silahkan lihat karya saya di http:/.myportfolio.deviantart.com terima kasih… joe

… akan langsung dihapus……Kalau kalian tidak peduli, kamipun tidak peduli.

Kerendahan hati dan mengerti berterima kasih menciptakan pondasi yang kuat dari sebuah hubungan. Sebuah hubungan yang benar adalah dasar dari sebuah kesuksesan.

gambar 1

http://vimeo.com/34951226

Kesalahan ke-2: Portfolio yang tidak Cocok

Ketika sebuah portfolio tidak sesuai dengan pekerjaan yang kita lamar, itu akan membuat kebingungan dan ketidaknyamanan bagi perekrut yang melihatnya. Kalau kita bekerja di tim “story maker”, kita HARUS menunjukkan storyboard dalam  portfolio kita. Bahkan, portfolio kalian harus SEBAGIAN BESAR berisi storyboard. Mungkin bisa saja menambahkan beberapa desain karakter atau painting, HANYA bila itu BENAR-BENAR bagus.

Kalau kita melamar untuk bekerja sebagai desainer karakter namun portfolio kita berisi logo untuk band punk nenek kita, kita akan membuang-buang waktu untuk mereka yang dengan baik hati melihat pekerjaan kita. Kenapa tidak memasukkan pekerjaan yang relevan dan membuat sebuah peluang yang besar?

Kalau kita tidak memiliki karya yang relevan, bersabarlah dan menunggu untuk melamar HINGGA kita telah dapat membuat portfolio yang relevan. Kita tahu bahwa itu terdengan terlalu kasar, namun itulah kenyataannya.

“Setiap portfolio yang kita sampaikan akan menjadi unik.”

Atur portfolio concept art kalian agar cocok dengan studio yang kalian inginkan. Atur hal tersebut untuk bisa cocok dengan posisi yang spesifik dengan yang kalian lamar. Atur portfolio ilustrasi kita agar cocok dengan klien yang kita inginkan. Lakukan penelitian. Tanya kepada orang yang banyak lebih tahu daripada kita dan praktekan pengetahuan tersebut dalam portfolio kita.

Gunakan internet dan buku “the art of-“ dan video sebagai panduan kita. Pelan-pelan, dan pikirkan secara seksama. Bicaralah dengan teman artist kita tentang hal tersebut (pastikan teman kita adalah orang yang akan berbicara jujur). Apa yang perlu kita taruh dan apa yang tidak.

Pasti terasa luar biasa ketika mengganti karya lama kita dengan yang baru dalam portfolio kita, jadi ayo langsung laksanakan pekerjaan kita.

Portfolio_by_tedikuma

http://www.lucidistorte.it/blog/wp-content/uploads/2010/10/Portfolio_by_tedikuma.jpg

Kesalahan 3: Keinginan yang Ambigu

Ketika muncul pertanyaan: “Pekerjaan apa yang kita cari?” dan kita menjawab:

“Saya akan melakukan apa saja.”

Jangan memberikan beban ke perekrut atau art director sebuah keputusan yang harusnya milik kalian. Ini adalah hidup kalian, karir kalian, apa yang kalian tentukan sebagai gol dan apa yang ingin kalian kejar.

Ketika kalian menerima tangung jawab diluar pekerjaan impian kalian, manager yang merekrut kalian akan cenderung untuk memberikan kalian tangung jawab yang berkenaan dengan pekerjaan impian kalian.

Kalau kalian tidak tahu pekerjaan seperti apa yang cocok, lebih baik tanya pada orang lain yang paham tentang diri kalian.

gambar 2

http://vimeo.com/34951226

Kesalahan 4: Presentasi yang tidak profesional

Portfolio kita harus menceritakan sesuatu.. dan BUKAN cerita tentang perkembangan kita sebagai seorang artist.

Tunjukkan hanya karya terbaik kalian!

Sekarang, kembali ke “portfolio kita harus memiliki cerita” bukan berarti portfolio kita harus merupakan ilustrasi serial.

Yang kita bicarakan adalah keseluruhan “portfolio kita merupakan representasi fisik dari potensi kita sebagai artist dan sebagai manusia”. Dan jika portfolio kalian tidak profesional, itu cenderung kita tidak akan pernah menjadi profesional yang sebenarnya.

Portfolio kita harus mengkomunikasikan “cerita” kita dengan jelas ketika kita melakukan presentasi. Ketika mengatur concept art atau portfolio illustasi, kita mengatakan pada diri kita bahwa moral dari cerita di dalam portfolio tersebut adalah “Saya adalah artist terbaik dalam pekerjaan ini.”

Untuk portfolio digital (website, ipad, pdf, dll):

–  Jangan memasukkan koleksi sembarangan

– Jangan menggunakan gambar yang memiliki resolusi rendah

– Jangan menggunakan file PDF yang besar (yang sewajarnya saja)

Untuk portfolio fisik:

– Jangan ada halaman yang lepas

– Berikan website di setiap halaman*

– Desainlah yang baik seperti buku-buku “Art of”

– Buat desain yang konsisten dari halaman ke halaman

– Berikan spasi pada setiap artwork di setiap halaman

*yang ini tidak terlalu wajib, namun cukup diterima di industri. Kalian juga dapat memasukkan nama dan nomor telpon (kalau kita tidak akan menganti nomor kita di kemudian hari).

“Be Creative”. Itu hal yang harus kita lakukan. Buatlah portfolio yang baik dan jangan membuat kekurangan budget menghalangi kita untuk membuat portfolio yang baik.

Kesalahan 5: Terlalu banyak Artwork

Jangan memenuhi halaman dengan terlalu banyak artwork dan jangan memenuhi portfolio dengan terlalu banyak halaman. Seperti yang dikatakan sebelumnya, “the less is more”.

Kalau kita tidak memiliki banyak artwork untuk portfolio, buatlah portfolio yang lebih kecil seperti 25 halaman saja. Portfolio yang terlalu banyak itu seperti gitar solo Carlos Santana. Meskipun dalam permainannya terlihat banyak menunjukkan kemampuan teknis, terlalu banyak akan membuat mudah lelah. Sangat menyedihkan ketika seseorang membuat portfolio yang penuh dengan artwork yang luar biasa yang melelahkan orang lain.

 

(Baca selanjutnya: Program yang membantu menyusun portfolio Concept Art kita)
Sumber:http://chrisoatley.com/illustration-portfolio-pitfalls/

Tags:

18 Comments

  1. bner-bener nih…jadi artist harus bener2 nyeni di karya, komunikasi dan mindset…

  2. gilee,, untung gue baca ini sebelum ngelamar lagi,, thanks bgt 😀

  3. Mantep banget, jadi jelas semuanya kalo gue mesti bikin yg sesuai gue banget dan punya impian yg jelas soal bidang pekerjaan yg gue mau..

  4. Dunia saya tidak sama dengan apa yang dibicarakan dalam situs ini, mendekatinya pun tidak, tetapi saya juga seniman, saya seniman bongkar pasang mesin, khusus nya mesin kompressor, bagi saya pekerjaan yang saya lakukan juga memerlukan cita rasa seni. beberapa artikel dalam situs ini dapat dengan mudah saya “transformasikan” ke dalam dunia “seni” saya, dan yang dibicarakan dalam artikel ini benar adanya. Tahun 2014 ini Insya Allah. saya ingin pindah perusahaan, dan sudah 2 bulan terakhir ini saya bergulat setiap malam dengan situs situs lowongan kerja serta proses pelamaran nya (dan tak ada satupun yang masuk babak seleksi, atau bahkan wawancara) namun, ada (BANYAK) hal penting yang bisa saya petik dari situs ini, yang bisa saya terapkan dalam dunia saya. Jadi sepertinya saya harus kembali melihat dan membuat CV saya dengan benar.
    Terima kasih.

    Khaerul Muluk

  5. Terima kasih … isinya mudah dicerna

    pengalaman dari lapangan, emang kena banget

  6. Sekedar opini, lagu2 Carlos Santana masih enak dan santai.
    Analogi nya bakal lebih relevan kalo pakai seleb2 “guitar circus”, misalnya Yngwie Malmsteen, atau Michael Angelo Batio. Salam damai :p

  7. saya seorang newbie digital artist .

    Terima kasih karena sudah berbagi .

    tulisan ini sangat bermanfaat sekali untuk saya kedepan nya

  8. ini artikel manteb, banyak poin yang bisa diambil khususnya poin 2 … “jangan sampe desainer karakter menampilkan portofolio yang berisi desain logo band punk punya nenek”

Leave a Comment

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?