3 HAL PENTING DALAM MENGGAMBAR ANATOMI UNTUK PEMULA
Share
Menyenangkan nggak sih membayangkan proses menggambar dan menuangkan ide yang bertumpuk di kepala. Sayangnya, di tengah proses menggambar seringkali banyak kesulitan yang membuat gambar tidak seindah yang dibayangkan. Proses menggambar mentok dan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Muncullah rasa frustasi dan keinginan berhenti menggambar.
Nah dengan teknik belajar menggambar yang benar, masalah ini akan bisa diatasi. Kali ini kita akan belajar tentang anatomi bagi pemula agar menggambar bisa menjadi proses yang fun! Kita akan bahas 3 hal penting yang harus dilakukan pemula saat belajar anatomi. Apapun style gambar kita mau Manga, America, Marvel, Realis atau style lainnya tips ini akan menghindarkan kamu dari pengalaman buruk menggambar!
1. MULAI DARI POSE SIMPLE
Bagi pemula, hati-hati dengan jebakan batman saat pertama kali menggambar anatomi. Jebakan ini bisa muncul akibat terburu-buru ingin menggambar sekeren artist idola yang penuh dengan pose-pose yang rumit. Tahu nggak sih kalau para artist idola itu sudah bertahun-tahun di dunia gambar? Tentu saja jam terbang mereka jauh lebih tinggi dibanding para pemula. Tak hanya jam terbang, untuk menguasai anatomi dengan baik juga butuh pengetahuan, wawasan tentang storytelling, tentang otot, hitungan matematis anatomi. Tentu perlu waktu buat menguasai dengan baik. Apa solusinya?
Pose aktivitas sehari-hari
Nah jika kita baru mulai belajar anatomi mulailah menggambar pose-pose sederhana. Misal pose orang yang sedang berdiri, duduk dan pose sehari-hari lainnya. Cobalah tangkap gerakan dan mulailah gambar dalam bentuk siluet. Siluet membuat kita lebih mudah menangkap gerakan dengan lebih cepat, spontan dan dinamis.
Gesture yang bercerita.
Buatlah gambar sesuai apa yang kita lihat. Pose yang kita gambar harus sesuai dengan cerita yang ingin disampaikan. Setiap emosi pasti memiliki gesture yang berbeda, apakah itu marah, sedih, gembira, bersemangat dll. Penting sekali memastikan apakah gambar yang kita buat itu terlihat mewakili cerita yang ingin disampaikan melalui gesture yang kita buat.
Jangan terlalu detail!
Gambarlah dari luar ke dalam, artinya gambar dari bagian luar seperti gesture, siluet baru dilanjutkan gambar bagian dalam seperti otot dll. Utamakan menguasai garis bahasa tubuh atau disebut gesture. Pada awal belajar belum perlu menggambar hingga detail-detail otot. Mulailah dari sketch sederhana dengan garis-garis kasar dan spontan. Jangan terjebak dengan godaan untuk membuat detail. Gunakan penghapus jika salah dan revisi hingga gambar sesuai target.
Pose yang sederhana akan memperbesar peluang kita menggambar sesuai harapan sehingga memicu semangat untuk menggambar lagi dan lagi.
2. ULANG ULANG DAN ULANG LAGI
Banyak mengulang artinya kita akan berjam-jam menggambar hal yang itu-itu saja. Ironisnya para pemula seringkali merasa mentok di satu hal tapi di sisi lain mereka tidak mau menyisihkan waktu untuk menajamkan bagian tersebut. Mengulang mungkin membosankan namun kita akan bisa menemukan setiap kemajuan dalam tiap pengulangan.
Belajar gambar tidak bisa mengandalkan perasaan.
Satu hal yang wajib dipahami tentang anatomi adalah kita tidak bisa mengandalkan perasaan. Untuk menggambar anatomi seorang artist harus menghafalkan banyak hal dari siluet hingga otot. Jadi kalau kita berpikir kuliah art atau DKV lebih mudah karena tidak ada hafalan, matematika atau hitungan itu salah besar.
Belajar menggambar juga harus ada hitungan, hafalan serta banyak teori dan wawasan yang harus dikembangkan. Salah satunya adalah materi anatomi.
Pengulangan akan melatih otot dan otak.
Gambar bukan hanya tentang bagaimana menggambar sesuatu yang baru setiap saat. Ada saatnya juga untuk fokus menggambar satu hal yang sama terus menerus sambil terus dikembangkan. Artist profesional yang terlihat asik dan cepat saat menggambar pose sebenarnya telah menggambar hal yang sama ratusan hingga ribuan kali sampai terlihat sekeren sekarang.
Metode pengulangan ini sangat efektif untuk belajar apapun yang sama. Seperti belajar piano contohnya. Pengulangan memegang peranan penting dalam proses pengembangan skill. Pengulangan itu pada dasarnya tidak hanya menguatkan memori otot tapi juga akan memperkuat kecepatan. Tidak hanya kecepatan menggambar saja tapi juga kecepatan respon, kecepatan berpikir dan kecepatan untuk menentukan keputusan.
Pengulangan memperkaya visual library.
Pengulangan gambar pada dasarnya adalah proses mengembangkan visual library. Cara bekerja otak kita saat merekam data yang detail tidak bisa terjadi secara singkat. Karena itulah banyak metode belajar yang mengandalkan pengulangan, hafalan dan praktek terus menerus. Semakin sering dilakukan maka otak kita semakin detail dan kuat merekamnya.
Ketika kita melihat seorang artist yang nampak begitu mudah menggambar, cepat dan spontan sebenarnya kita sedang melihat artist tersebut menulis ulang rekaman data yang ada di otaknya ke dalam kertas. Kekayaan data akan memperkuat skill dan kreativitas kita. Sebaliknya kurangnya visual data library apa yang kita gambar di kertas akan jauh dari harapan karena otak tidak memiliki cukup data yang detail. Mungkin kita bisa membayangkan wajah Raisa dan mengenalinya dalam bayangan kita namun untuk memindahkan wajah Raisa dengan akurat di kertas kita butuh visual library yang lebih terperinci.
Jadi ketika kita melihat artist profesional dengan kecepatan menggambar yang luar biasa, sebenarnya kita sedang melihat sebuah hasil dari proses belajar ratusan atau ribuan jam yang tidak kita lihat sebelumnya.
Jadi sekali lagi ingat, pengulangan itu penting sekali!
3. MULAI DARI BAGIAN KECIL
Membagi anatomi dalam banyak bagian.
Jika kita merasa kesulitan menggambar pose penuh dari ujung kepala sampai ujung kaki cobalah pelajari dulu perbagian kecil. Tidak harus bagus-bagus, tidak perlu anatomi yang realis dan super detail. Gambarlah dengan porsi secukupnya dengan tujuan agar kita bisa lebih fokus memahami bentuk dasar anatomi yang kita pelajari. Kita bisa memecahnya menjadi bagian kecil seperti tangan, kaki, bahu, kepala dll. Ulang tiap bagian hingga kita kuasai dengan baik.
Jadikan proses menggambar pengalaman yang menyenangkan.
Jika di awal menggambar kita melakukan kebiasaan yang salah maka proses menggambar bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan. Hal itu bisa menjadi pemicu untuk kita berhenti menggambar di kemudian hari. Cobalah singkirkan hal-hal yang berpotensi menjadi beban dalam menggambar. Contohnya keinginan terlalu dini untuk mendapatkan uang dari karya kita. Seperti bidang profesional lainnya, di dunia industri kreatif berlaku juga hukum pasar di mana kebutuhan akan dipenuhi oleh ketersediaan. Tugas kita adalah terus fokus berkarya dan membuat prosesnya menjadi pengalaman yang menyenangkan. Akan tiba waktunya karya kita telah memenuhi kebutuhan pasar dan klien akan datang untuk kita.
Peka terhadap kekurangan yang harus dikembangkan.
Menggambar anatomi memang bagian yang cukup menantang untuk dipelajari. Jangan berharap untuk bisa menguasainya dalam waktu singkat. Sangat wajar menemukan kesulitan dan hambatan yang membuat proses belajar menjadi terasa lama. Justru perlu diwaspadai jika kita tidak pernah merasa kesulitan atau hambatan apapun . Pasti ada yang tidak beres. Bisa jadi, kita kurang peka terhadap kekurangan atau hal-hal yang perlu kita perbaiki dalam diri kita. Jadi di mana ada hambatan di situlah bagian yang harus kita asah lebih dalam lagi.
Namun jika kita sudah berusaha cukup lama dan tidak ada kemajuan yang berarti, kita perlu evaluasi metode belajar kita. Apakah metode belajar kita sudah benar? Seperti halnya belajar skill profesional lainnya, menggambar juga memuntut berbagai aspek yang harus dikuasai dengan benar, dari metode belajar, kedisiplinan, keterbukaan wawasan dll. Jadi mulailah ambil pensil dan ayo buat pengalaman gambar yang menyenangkan! Teruslah berkarya!